Minggu, 19 Januari 2014

Pantai Muara Beting-Muara Gembong : Sisi Bekasi yang -masih- Asri

Saya yakin jika mendengar nama Bekasi, yang ada dibenak anda adalah panas, kotor, macet dan banjir. Bekasi tak bedanya dengan kota metropolitan pada umumnya dikepung oleh banyak pusat perbelanjaan. Bahkan kini, pusat perbelanjaan sudah masuk sampai ke perumahan dan sisi kampung. Hampir tidak ada lagi lahan hijau terbuka yang menyuplai udara segar ditengah kota. Mungkin jika kita hanya berputar di jantung kota, kepenatanlah yang melanda.




Namun kali ini, saya hendak mengajak anda berjalan-jalan ke sisi Bekasi yang masih asri. Adakah ??? Tentu saja ada. Meski seringkali terlupakan kehadirannya. Namun sebelum menuju kesana, saya akan menjelaskan dahulu tentang ke-Bekasi-an :D
Bekasi adalah sebuah daerah di Provinsi Jawa Barat. Bekasi sendiri telah melakukan pemekaran menjadi Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Kota Bekasi adalah Kecamatan yang dulunya adalah Ibu Kota Bekasi, sedangkan Kabupaten Bekasi sekarang beribu Kota di Cikarang. Saat ini cikarang juga sedang dalam tahap pemekaran menjadi kota mandiri.

Batas Wilayah Bekasi adalah DKI Jakarta di sebelah barat, sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan.

Bekasi merupakan daerah penyangga Ibu Kota sehingga segala aktivitas di ibu kota mulai melebar ke Bekasi sehingga ekonomi masyarakat pun cenderung lebih maju dan modern. Semua fasilitas modren tersedia disini seperti hotel berbintang sampai hunian kelas menengah menjadi pilihan. Sebagai kawasan industri, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terbilang minim dengan destinasi wisata. Akan tetapi, ternyata Bekasi punya pantai yang berjuluk Muara Beting. Dimanakah itu ???

Pantai Muara Beting 
Kawasan ini terletak di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong ,Bekasi. Pantai Muara Beting sedang dalam proses pengembangan sebagai potensi objek wisata di Kabupaten Bekasi. Juga sebagai tempat cagar alam karena terdapat hewan yang perlu dilestarikan seperti burung asli Bekasi, lutung hitam yang sudah langka dan buaya jenis rawa.Perjalanan saya kali ini menuju Utara Bekasi dimulai dari jantung kota Bekasi, yakni Bekasi Timur. 

Perjalanan menuju Muara Gembong memakan waktu kurleb 3 jam dengan menggunakan mobil pribadi. Jika menggunakan motor mungkin bisa 2,5 jam saja. Tapi, jangan membayangkan jalanannya full mulus beraspal ya ... jalannya asiik banget deh bagi anda yang ingin menikmati petualangan alam. Berkelok-kelok dengan bebatuan tajam dan tanah yang menggumpal.

Rute yang harus anda tempuh dari jantung kota Bekasi, mula-mula adalah menuju Ganda Agung. Lalu lurus terus menuju arah desa Sriamur Babelan. Ketika memasuki kecamatan Babelan anda akan mulai disuguhi pemandangan khas pedesaan, yakni hamparan sawah nan hijau. Jika melihat ini ... sepertinya tidak percaya jika anda sedang berada di Bekasi. 



Bahkan uniknya, sampai disini angkutan Bekasi atau Koasi sudah mulai langka. Jika tidak memiliki kendaraan pribadi, anda harus rela berjalan kaki. Dan, pemandangan langka seperti ini pun akan mudah anda jumpai ... weeeeew,benar-benar sangat kontras dengan pemandangan di pusat kota Bekasi yang dipadati oleh pusat perbelanjaan, bukan ?!





Salah satu lokasi favorit saya ketika melintasi desa Sriamur adalah pertigaan yang memisahkan antara jalan menuju Gabus dengan Muara Gembong. Lihat saja betapa rimbunnya dedaunan ini ....




Sepanjang perjalanan anda pun akan mudah menjumpai hasil perkebunan penduduk asli yakni timun suri. Biasanya timun suri melimpah ruah saat memasuki bulan puasa atau beberapa bulan sebelumnya. Harganya sangat murah dengan aneka pilihan ukuran yang bervariasi. Silahkan tinggal dipilih :D

Perjalanan masihlah jauh ... dari Desa Sriamur menuju Muara Gembong masih sekitar 2,5 jam lagi. Namun saya yakin anda tidak akan jenuh karena selama perjalanan anda akan menerima banyak kejutan dan ucapan selamat datang dari Utara Bekasi nan eksotik.

Namun, janganlah kaget jika selama perjalanan anda akan mendapati kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan mayoritas penduduk kota Bekasi, yang rumahnya sudah modern dan bagus. Penduduk asli Bekasi rata-rata masih hidup dalam keterbetasan materi, banyak rumah-rumah yang hanya terbuat dari bilik bambu berlantaikan tanah. Memang sebuah pemandangan yang sangat kontras.

Profesi mereka sehari-hari adalah petani. Tidak heran jika sejauh mata memandang anda hanya akan melihat hamparan sawah bak permadani yang terhampar luas. Sebagian besar masyarakat juga masih melakukan mandi dan cuci dikali yang airnya terbilang sudah sangat coklat.

Tibalah kita di Muara Gembong, ujung Utara Bekasi yang menyimpan keindahan alam tersendiri. Dari sini saya pun menaiki kapal kecil menuju sebuah pesantren guna beristirahat. Perjalanan air ini tidaklah lama hanya memakan waktu kurleb 10 menit. Ada banyak hal yang dapat anda lihat, salah satunya adalah kehidupan masyarakat Bekasi yang masih sangat polos. Berbeda dengan warga di desa Sriamur yang mata pencahariannya adalah petani. Maka penduduk Muara Gembong sudah jelas sebagian besar adalah nelayan.


Disaat musim hujan, Muara Gembong adalah daerah yang rawan banjir. Dikarenakan letaknya yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa dan buruknya sistem pertahanan banjir. Demi menghindari abrasi dibuatlah hutan mangrove di Muara Gembong. Sayangnya peran serta masyarakat dan pemerintah Kab. Bekasi masih terbilang kecil. Saya membawa sebanyak 500 tanaman yang rencananya akan ditanam dibibir pantai yang selanjutnya akan dirawat oleh warga yang bekerjasama dengan para santri. 


Muara Gembong memang masih terbilang langka, bahkan untuk orang yang bermukim di Bekasi, belum tentu tau daerah tersebut. Muara Gembong bak anak tiri. Secara administratif Muara Gembong ada didalam Kab. Bekasi. Namun secara geografis lebih dekat dengan Kota Bekasi. "Dekat" disini tentu bukanlah berarti dengan jarak tempuh yang sebentar ya, yakni mencapai 78 KM dari pusat Kota Bekasi. Masyarakat setempat lebih dekat ke Tanjung Priok daripada harus ke pusat kota Bekasi, apalagi jika harus ke pusat Kab.Bekasi, yaitu Cikarang. Ampuuuun dech ... jauh banget. Ketertinggalan pembangunan dan masyarakatnya pun terlihat jelas.



Memang saat ini Muara Gembong belum memiliki pesona pariwisata seperti pantai pada umumnya. Namun saat anda menginjakkan kaki disana ada sebuah sensasi tersendiri, seperti yang saya rasakan. Mungkin, sensasinya lebih pada "takjub" di daerah yang terbilang metropolitan masih menyisakan kesan tempo dulu. Bicara mengenai suatu daerah tentu tidak lengkap jika tidak bicara seputar kuliner. Setiba di pesantren tujuan, saya dan tim dijamu aneka makanan khas Bekasi diantaranya ada sayur gabus pucung, rajungan asam pedas yang bikin bibir doweeeer, dodol Bekasi dan minuman air kelapa muda. Semuanyaaa maknyuuuus ....


                                                                                   Sayur Gabus Pucung


                                                                                 Oleh - oleh Khas Bekasi

Saya sungguh menikmati perjalanan ini. Muara Gembong adalah sebuah investasi masa depan bagi Bekasi. Sebagai warga Bekasi sudah semestinyalah menjaga, memperbaiki dan mencintai daerah pesisir yang begitu indah ini. Biarkan Muara Gembong menjadi warisan bagi putra/i Bekasi dimasa depan. Jangan ngaku orang Bekasi ya ... kalau belum menginjakkan kaki di Muara Gembong. (Meytri)


Menatap Senja

Senja di Muara Gembong

6 komentar:

  1. Wah kebetulan sekali menemukan tulisan ini. Saya memang sedang mencari referensi soal pantai di bekasi. Kalo boleh tahu apa di sekitar pantai sudah disediakan lahan parkir atau gerbang pintu masuk? Thanks Infonya.

    BalasHapus
  2. Jual Antena Tv Bagus Wajanbolic Bekasi
    untuk semua jenis tv lcd,tv led, tv digital dan tv model lama.
    http://antenatv-rakitan.blogpsot.com

    BalasHapus
  3. Keren ka tulisan dan pengalamannya
    Jangan lupa support www.savemugo.org

    BalasHapus
  4. mbak boleh diinfokan kalau naik kendaraan umum mau ke muara gembong bagaimana caranya? terima kasih

    BalasHapus